Rabu, Juni 08, 2011

PESONA KOTA TUA

Minggu yang lalu, saya bersama keluarga meluangkan waktu untuk mengunjungi Kota tua yang terletak tak jauh dari Stasiun Kota. Teriknya matahari siang dan minimnya pepohonan disana membuat saya ingin sesegera mungkin masuk kedalam beberapa museum yang ada di sana.


Yang pertama, saya mengunjungi museum Fatahillah. Dengan merogoh kocek sebesar Rp.3000,-, maka saya pun dapat mempelajari sejarah dari museum ini. Ketika memasuki ruangan bagian depannya, saya langsung disambut oleh tiang pancung lengkap dengan 2 patung masyarakat indonesia yang lehernya terikat di tiang pancungan dan seorang tentara belanda yang siap dengan sebilah golok. Suatu pembuktian bahwa kekuasaan belanda merupakan penderitaan rakyat Indonesia.

Ruangan demi ruangan pun saya telusuri, banyak sekali barang peninggalan belanda seperti tempat tidur, lemari-lemari yang sangat tinggi, juga ada berbagai macam senjata-senjata tajam yang digunakan bangsa kita dalam memerangi kekejaman Belanda. Dan dilantai bawah terdapat penjara wanita yang langit-langitnya sangat rendah, bisa dibayangkan para tawanan itu harus terus duduk tanpa bisa berdiri bahkan untuk berjalanpun mereka harus menunduk-nunduk. Suasana mistis pun bisa saya rasakan saat berada didekat penjara itu.




Berikutnya, Museum Wayang. Menurut saya bangunan yang satu ini lebih mirip Istana Boneka. Disini banyak dipamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari bahan kayu ataupun dari bahan kain. Wah.. ternyata bukan dari dalam negeri saja loh, ternyata ada juga wayang yg berasal dari luar negeri, contohnya dari RRC dan Kamboja. Hingga kini museum wayang telah mengkoleksi lebih dari 4000 wayang.






Lalu bagaimana dengan museum Bank Indonesia? Hmm..pasti museum ini didirikan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang sejarah berdirinya Bank Indonesia. Wah..saat pertama kali memasuki tempat ini terlihat seperti lobby hotel bintang lima. Ruangannya yang penuh kaca membuatnya tampak modern, bertekhnologi tinggi dan berkelas. Terlihat elegan dengan paduan cat putih yang smakin membuat ruangan ini tampak bersih. Memasuki museum ini tak sebebas seperti memasuki museum lainnya. Lihat saja, sebelum masuk ada Security yang siap dengan alat detector logam, dan tas yang dibawa pun harus dititipkan di tempat penitipan barang, repot juga yaa. Didalamnya terdapat ruang teather, informasi sejarah, patung-patung yang memperlihatkan seperti apa Bank Indonesia tempo dulu,ruang numismatik, pintu baja, kursi koin dan juga koleksi koin. Wah..benar-benar luar biasa. Melihat museum ini membuat saya memiliki harapan semoga museum-museum yang lain pun bisa nyaman, terawat dan tertata rapi, agar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang semakin hari semakin berkurang saja peminatnya.

Baru mengunjungi 3 tempat bersejarah saja sudah memakan waktu setengah hari. Akhirnya saya pun memutuskan untuk mencicipi jajanan yang beragam pilihannya. Enak juga menikmati kerak telor sambil berangin-angin dibawah pohon besar yang rindang sambil memperhatikan beberapa orang yang hilir mudik dengan mengendarai sepeda ontel dan memakai topi, persis seperti jaman tempo dulu. Cukup dengan Rp. 10.000,- maka kita sudah bisa mengelilingi lapangan luas di depan museum Fatahillah dengan ontel sewaan yang beragam warnanya lengkap dengan topi ala noni belanda.

Tunggu apa lagi, ayo kita tumbuhkan semangat untuk melestarikan kebudayaan dan sejarah yang kita miliki, dengan cara sering mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang penuh akan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar